Dalam artikel singkat ini saya membahas bagaimana menilai kuantitas partikel dalam lumpur aktif yang mengendap di dasar selama pengolahan air limbah. Saya juga menyajikan nilai-nilai yang menunjukkan pengendapan padatan tersuspensi yang tepat dalam lumpur aktif selama pengolahan air limbah.
Indeks Volume Lumpur (SVI) mewakili volume yang ditempati oleh lumpur pekat yang diperoleh setelah lumpur didiamkan selama jangka waktu setengah jam. Hanya volume yang ditempati oleh 1 gram lumpur yang diperhitungkan saat menghitung indeks. Indeks ini juga digunakan terutama untuk menilai kemampuan pengendapan partikel dalam lumpur aktif, serta kapasitas pengendapan jenis suspensi lainnya dalam air limbah. Jenis bakteri berserabut yang terdapat pada lumpur aktif dapat meningkatkan indeks volume lumpur. Fenomena dimana bakteri berkontribusi terhadap peningkatan nilai indeks dikenal sebagai penggumpalan filamen. SVI dihitung dengan:
SVI = V/(Vo x MLSS), dimana,
SVI diukur dalam ml/g, adalah Indeks Volume Lumpur;
V diukur dalam ml, adalah volume lumpur yang didiamkan selama setengah jam;
Vo diukur dalam l, adalah volume lumpur pada awalnya sebelum didiamkan; Dan
MLSS diukur dalam g/l, mewakili Padatan Tersuspensi Minuman Keras Campuran.
Setiap nilai indeks volume lumpur antara 35 ml/g dan 100 ml/g dapat diterima.
Rasio Adsorpsi Natrium (SAR)
Permeabilitas tanah dapat diubah oleh ion Natrium yang ada dalam air limbah, jika air limbah yang tidak diolah dibuang ke permukaan. Nilai Rasio Adsorpsi Natrium yang tinggi dapat menimbulkan masalah terkait infiltrasi dalam tanah. Peningkatan nilai SAR juga dapat meningkatkan kemungkinan perpindahan Natrium ke tempat pertukaran Kation.
Ini dapat dihitung dengan:
SAR = [Na+] / [0.5(Ca++ + Mg++)]^0.5, dimana Na++, Ca++, dan Mg++ dinyatakan dalam miliekuivalen/l.
Jika nilai SAR lebih besar dari 9 maka permeabilitas tanah akan terpengaruh. Kadar Natrium yang tinggi juga akan menjadi racun bagi tanaman.